Tautomerisme" (Yunani, Tauto - sama, dan meros -
bagian) mengacu pada senyawa yang ada dalam kesetimbangan di antara dua atau
lebih bentuk isomer yang disebut tautomer. Tautomer mengalami interkonversi
dalam proses reversibel, baik penataan ulang intra molekuler maupun intermolekuler.
Senyawa organik dalam senyawa - senyawa karbonil
yang mempunyai atom hidrogen pada karbon-α (karbon yang terletak
bersebelahan karbon karbonil) dengan cepat akan berubah ubah antara
bentuk keto dan bentuk enol.
Enol
merupakan suatu struktur dengan gugus –OH yang terikat pada karbon yang
berikatan rangkap. Akhiran –ena
menunjukkan suatu ikatan karbon dengan karbon rangkap dua, sedangkan –ol menunjukkan gugus alkohol
dan keto menunjukkan senyawa tersebut mengandung gugus karbonil. Sebagaimana tautomeri yang terjadi pada senyawa
organik dalam keto – enol, hampir seluruh tautomeri pada senyawa keto – enol, melibatkan
struktur - struktur yang berbeda dalam hal letak terikatnya hidrogen secara
khas, keseimbangan perubahan ini sangat menyukai struktur yang hidrogennya
terikat pada karbon (bentuk keto). Ilustrasi mekanisme tautomeri digambarkan
sebagai berikut :
Dalam
pembahasan kali ini akan dijelaskan bagaimana tautomerisasi pada β-diketon dan
molekul peptida.
Mekanisme
tautomerisasi pada β-diketon dan molekul peptida dapat
dijelaskan melalui mekanisme perpindahan proton dari satu atom dalam satu
molekul ke atom yang lain menjadi molekul lain. Untuk itu, penjelasan mekanisme
tautomeri pada β-diketon dan peptida difokuskan pada protonasi gugus karbonil
oleh Hidrogen-α. Keberadaan tautomeri keto-enol pada β-diketon dan peptida
telah diketahui melalui pengukuran tingkat keasaman pKa dan penggunaan simulasi
DFT.
a.
Tautomerisasi
pada molekul peptida
Protein
terbentuk dari reaksi polimerisasi gugus karboksilat dengan gugus amina,
menghasilkan ikatan peptida. Bentuk representasi ikatan
peptida memungkinkan terjadinya perpindahan hidrogen-α ke gugus karbonil
sehingga dalam kesetimbangan membentuk struktur keto dan struktur enol.
Mekanisme
tautomerisasi pada peptida melalui tiga tahapan, yaitu:
1. Tahapan
pertama, Isomerisasi bentuk trans-enol ke cis-enol
2. Tahapan yang kedua merupakan tahapan penentu laju dimana terlibat perpondahan atom H
dari bentuk cis-enol ke ikatan peptida (dari O ke N)
3. Tahapan
ketiga, isomerisasi cis-keto ke trans-keto
Perpindahan
atom hidrogen (pembentukan ikatan rangkap) tidak terjadi antara atom C yang
mengandung gugus karbonil dengan atom Cα, melainkan dari atom N, sehingga
terbentuk ikatan rangkap antara atom C dengan N.
b.
Tautomerisasi
pada senyawa β-diketon
Penentuan
adanya tautomeri pada β-diketon menggunakan malonadehida
(MDA,R=H), asetilaseton (AA, R=CH3), dan Asam Malonat (MA, R=OH). Mekanisme
tautomerisasi pada β-diketon dipengaruhi oleh pelarut.
Pembentukan
struktur enol menghasilkan dua struktur berbeda secara keruangan, yaitu bentuk
cis- dan -trans. Bentuk Cis-enol pada dasarnya sulit terbentuk tanpa adanya
pelarut air, sehingga pada pembentukan keadaan transisi menunjukkan energi
aktivasi yang tinggi. Dengan adanya pelarut air, mekanisme tautomerisasi pada β-diketon terlihat lebih seperti pada mekanisme E2.
Jadi, reprotonasi terhadap ion enolat
dapat terjadi pada karbon menghasilkan keton atau terjadi pada oksigen menghasilkan
enol. Keton selalu berada dalam kesetimbangan dengan bentuk enolnya pada
kondisi yang sesuai (hampir semua kondisi). Perubahan bolak-balik keto-enol
dapat dikatalisis oleh asam atau basa, dan proses terjadi secara bertahap
ataupun bersamaan.Posisi kesetimbangan tergantung pada struktur senyawa dan
pada kondisi (solvent, temperatur, konsentrasi, dan lain-lain). Perlu diketahui
bahwa bentuk keto dan bentuk enol dari suatu senyawa adalah molekul-molekul
yang berbeda (jangan dikacaukan dengan bentuk resonansi yang kadang
keberadaannya tidak nyata). Bentuk keto dan enol disebut tautomer satu sama
lainnya, dan perubahannya dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya disebut
tautomeri.
Sumber :
Terima kasih atas penjelasannya sangat membantu
BalasHapusTerima kasih kembali atas kunjungannya yaa...
HapusTerima kasih atas pemaparan materinya sis
BalasHapusTerima kasih kembali, semoga bermanfaat yaa
Hapusterimakasih, materinya sangat bermanfaat
BalasHapusterimakasih kembali telah mengunjungi blog saya ;)
HapusTerima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali, saya ingin bertanya tautomerisasi bisa terjadi pada senyawa apa saja ya selain peptida ?
BalasHapusTerima kasih atas pertanyaannya... contoh lainnya yaitu dapat terjadi pada fruktosa, ia akan mengalami tautomerisasi apabila diberi suatu pereaksi. seperti yang kita ketahui tautomerisasi itu sendiri adalah penyusunan kembali senyawa keton menjadi senyawa aldehida. Maka dari itu fruktosa yang termasuk senyawa keton disusun kembali menjadi senyawa aldehida.
HapusTerimakasih materi nya sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih materinya sangat membantu, penjelasan tentang tautomer pada peptida menambah pengetahuan saya tentang tautomer :)
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya yaa, semoga ilmunya bermanfaat ;)
HapusTerima kasih sangat bermanfaat
BalasHapusbermanfaat skali tmn
BalasHapus